Tunas Daud...Tunas Daud...maklum Oracle sekolah di sana...

Senin, 03 Mei 2010

Melepas Kepergian

Ki-ka : Alm. Dionisius Setyobudi (kakak ipar, B : 18 Oct 1962 D : 18 March 2008), Agustinus Bambang Wijayanto (kakak kedua), Almh. Agnes Maria Bayu Putri Hardini (kakak pertama, B : 18 April 1965 D : 8 Jan 1989 )

Kematian kata Ebiet G. Ade adalah hanya tidur panjang. Dia bisa datang kapan saja dan datang pada siapa saja , dan semua orang juga tau bahwa kita tak bisa menolaknya.
Beragam cara bagi orang orang untuk meluapkan kesedihan saat ditinggal untuk selama lamanya orang yang kita kenal, terlebih bila yang pergi adalah orang terdekat kita.

Satu kenangan dalam hidupku atas kematian adalah ketika kakak pertamaku meninggal dunia di usia hampir 24 tahun.
Liburan semester pertama dua minggu setelah ujian berakhir. Aku pulang dengan segenap kegembiraan membayangkan akan bertemu dengan bapak ibu, kakak dan keponakanku.

Perjalanan Denpasar Batu sekitar 9 jam terobati ketika kaki menginjak rumah. Tumben juga melihat rumah sudah dalam keadaan terang benderang pada pukul 4 pagi. Yang tampak pertama malah tanteku yang tinggal di Bojonegoro. Aku sepertinya sudah mencium ketidak beresan akan sesuatu.

Bapak dan Ibu memintaku duduk sebelum aku melangkah ke ruang dalam. Dan di pagi hari itu aku menerima kabar kalau kakakku yang pertama ( kami bertiga ) telah berpulang 2 minggu yang lalu. Bapak sempat meminta maaf dan pengertian padaku kenapa aku terlambat diberitahu. Kakakku meninggal pada hari Minggu ( 8 Januari 1989 ) dan dimakamkan pada hari Seninnya, dimana pada hari Senin yang sama aku harus mengikuti ujian semester satu. Sekalipun ditentang hampir semua keluarga Bapakku tetap pendirian bahwa aku tidak perlu hadir dipemakaman kakakku. Kata beliau 'anakku yang sudah meninggal biarlah pergi dengan tenang dan anakku yang masih hidup biarlah menyambut masa depannya'.

Sesaat ada emosi dan sesal atas berpulangnya kakakku dan tidak dilibatkannya aku saat menghantarkannya ke peristirahatannya yang terakhir. Tetapi akhirnya aku menyadari segala sesuatunya sudah menjadi kehendak Tuhan. Pasti ini adalah jalan terbaik baginya setelah setahun belakangan dia harus melawan leukimia.

Pertemuan terakhir dengan kakakku satu bulan sebelum dia pergi, dia opname di RKZ dengan alasan anemia ( hingga meninggalnya dia tak tau kalau ternyata dia mengidap leukimia ). Aku tiba di Malang dari terminal langsung menuju rumah sakit dan seharian bersamanya. Sorenya aku sudah kembali lagi ke Bali. Entah petunjuk atau apalah..saat berpamitan kakakku menatapku laaamaa sekali dan dalam dalam, sementara perjalananku ke Bali diwarnai ban pecah hingga 3 kali ( yang menurut sopirnya kejadian yang tidak biasa ).

Tahun ini sudah 21 tahun dia pergi. Tetapi dia tetap hidup di hatiku, apalagi anaknya sudah 2 tahun (setelah papanya juga meninggal) kini tinggal bersamaku.
Hanya doa dan kenangan manis saat dia masih ada yang ada di ingatanku. Mengingatnya semasa hidup dan kini melepas kepergiannya dengan caraku sendiri dalam damai serta keyakinan dia telah hidup berbahagia bersama Dia di surga...

Tidak ada komentar: