Hari ini cuaca Pulau Bali yang biasanya panas menyengat tengah berpihak pada para petani, musim sepertinya sudah tidak dapat diprediksi lagi..dengan mendung yang tebal menghitam, Bali tengah diguyur hujan lebat. Dari sore hingga menjelang malam hujan tak juga berhenti bahkan sesekali diselingi dengan cahaya kilat dari arah Tanah Lot.
Menyendiri dalam dingin di teras depan rumah ditemani secangkir kopi hangat, duduk diam sendiri, membuat otakku bekerja sendiri. Mengingat segala masalah dan kejadian yang telah terjadi, yang ada hanya gambar gambar hitam dan menyedihkan. Ada yang telah usai tapi masih ada yang harus kulalui dan kucari jalan keluarnya. Sesaat merasa hanya diriku yang ditimpa masalah dan kemalangan ini.
Kemudian teringat akan sanak saudara , yang di Bojonegoro baru saja mengalami kecelakaan, ada yang sakit tapi tak mampu berobat ke rumah sakit karena kekurangan biaya. Yang di Jakarta kebingungan mencari biaya untuk kuliah anaknya, juga ada seorang ayah yang tak begitu diurusi anak anaknya.
Lantas giliran wajah sahabat dan teman dekatku yang silih berganti datang, yang pada kesempatan berbeda hadir dengan cerita dan kebingungan yang berbeda pula. Ada yang ribut karena alasan ekonomi, ada yang merasa gagal merantau, seorang istri yang tengah selingkuh dengan alasan puber kedua, seorang istri yang tidak tahan dengan sikap temperamen suaminya, ada seorang suami yang dituduh selingkuh, ada juga seorang suami yang mati matian bersabar mempertahankan rumah tangganya saat istrinya memohon perpisahan, ada sebuah rumah tangga yang dikhianati orang terdekatnya, ada teman yang merasa sia sia di umur yang sudah kepala 4 merasa belum 'laku-laku', juga ada suatu keluarga yang tiap hari diisi dengan keributan karena saling curiga...
Lihat sekeliling ( benar-benar nyata di sekelilingku ), ada seorang pemuda yang setiap hari duduk menunggu panggilan dari lamaran kerja, seorang gadis dengan perut membuncit menunggu dinikahi sang kekasih, seorang gadis kecil nan cantik duduk manis di atas kursi roda tanpa bisa berbuat apa apa, sepasang suami istri yang telah bertahun tahun menunggu kehadiran seorang anak, seorang janda yang harus bekerja keras jualan nasi kuning untuk menghidupi anak anaknya, dua tetangga yang berkelahi dengan alasan kenakalan anak anak mereka, seorang istri Bali yang takut menghadapi kelahiran putrinya karena sang suami menuntut seorang bayi laki laki sebagai penerus marganya...
Masalah ada dimana mana, dan kini semakin kupahami, bukan hanya aku yang bermasalah, tidak hanya keluargaku yang bermasalah, ternyata semua orang dan tiap keluarga punya masalah dengan tidak melihat seberapa besar atau kecilnya masalah itu. Sekarang tergantung bagaimana kita menyikapi setiap masalah yang silih berganti datang dalam kehidupan kita, mencari solusi terbaik dan menambah kesadaran bahwa selama kita hidup masalah tetap akan ada, karena semua itu adalah bagian dan tanda bahwa kita hidup.
Menyendiri dalam dingin di teras depan rumah ditemani secangkir kopi hangat, duduk diam sendiri, membuat otakku bekerja sendiri. Mengingat segala masalah dan kejadian yang telah terjadi, yang ada hanya gambar gambar hitam dan menyedihkan. Ada yang telah usai tapi masih ada yang harus kulalui dan kucari jalan keluarnya. Sesaat merasa hanya diriku yang ditimpa masalah dan kemalangan ini.
Kemudian teringat akan sanak saudara , yang di Bojonegoro baru saja mengalami kecelakaan, ada yang sakit tapi tak mampu berobat ke rumah sakit karena kekurangan biaya. Yang di Jakarta kebingungan mencari biaya untuk kuliah anaknya, juga ada seorang ayah yang tak begitu diurusi anak anaknya.
Lantas giliran wajah sahabat dan teman dekatku yang silih berganti datang, yang pada kesempatan berbeda hadir dengan cerita dan kebingungan yang berbeda pula. Ada yang ribut karena alasan ekonomi, ada yang merasa gagal merantau, seorang istri yang tengah selingkuh dengan alasan puber kedua, seorang istri yang tidak tahan dengan sikap temperamen suaminya, ada seorang suami yang dituduh selingkuh, ada juga seorang suami yang mati matian bersabar mempertahankan rumah tangganya saat istrinya memohon perpisahan, ada sebuah rumah tangga yang dikhianati orang terdekatnya, ada teman yang merasa sia sia di umur yang sudah kepala 4 merasa belum 'laku-laku', juga ada suatu keluarga yang tiap hari diisi dengan keributan karena saling curiga...
Lihat sekeliling ( benar-benar nyata di sekelilingku ), ada seorang pemuda yang setiap hari duduk menunggu panggilan dari lamaran kerja, seorang gadis dengan perut membuncit menunggu dinikahi sang kekasih, seorang gadis kecil nan cantik duduk manis di atas kursi roda tanpa bisa berbuat apa apa, sepasang suami istri yang telah bertahun tahun menunggu kehadiran seorang anak, seorang janda yang harus bekerja keras jualan nasi kuning untuk menghidupi anak anaknya, dua tetangga yang berkelahi dengan alasan kenakalan anak anak mereka, seorang istri Bali yang takut menghadapi kelahiran putrinya karena sang suami menuntut seorang bayi laki laki sebagai penerus marganya...
Masalah ada dimana mana, dan kini semakin kupahami, bukan hanya aku yang bermasalah, tidak hanya keluargaku yang bermasalah, ternyata semua orang dan tiap keluarga punya masalah dengan tidak melihat seberapa besar atau kecilnya masalah itu. Sekarang tergantung bagaimana kita menyikapi setiap masalah yang silih berganti datang dalam kehidupan kita, mencari solusi terbaik dan menambah kesadaran bahwa selama kita hidup masalah tetap akan ada, karena semua itu adalah bagian dan tanda bahwa kita hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar