Tunas Daud...Tunas Daud...maklum Oracle sekolah di sana...

Sabtu, 15 Mei 2010

Tuka, Desa Katolik Pertama di Bali

Bali dikenal sebagai salah satu provinsi yang mayoritas warga/penduduknya beragama Hindu Bali , yang tidak sama dengan agama Hindu yang ada di India misalnya. Dari ratusan desa hindu di Bali, terdapat beberapa desa yang mayoritas warganya beragama muslim seperti di Pemogan atau di Tuka yang mayoritas warganya beragama Katolik. Tepatnya di Desa Tuka Kabupaten Badung, 10 km dari arah Denpasar ( dan kebetulan hanya sekitar 300 meter dari rumahku ).

Dimulai tahun 1937 ketika 2 orang ( Bapak Rosa dan Bapak Regig ) setelah mendapat bimbingan dari seorang misionaris Belanda dibaptis menjadi orang katolik dan menjadi perintis penyebaran agama Katolik di desa ini dan desa desa sekitarnya.

Begitu lekat dan damainya penyebaran agama yang berlandaskan ajaran kasih sayang ini bisa dilihat hingga sekarang bahwa adat, budaya, bahasa, kebiasaan dan kultur sebagai satu kesatuan yang tak terpisah dan saling melengkapi. Saat Natal atau Paskah di setiap depan pagar juga terpasang penjor ( seperti nampak pada saat Galungan & Kuningan umat Hindu memasangnya sebagai sarana upacara dan tradisi ).

Tidak hanya memasang penjor, warga Desa Tuka yang akan merayakan Natal juga mempersiapkan gebogan ( sesajen yang dibuat tinggi menjulang berisi aneka macam buah dan kue ) di altar gereja, gebogan ini juga mirip dengan yang dibuat oleh umat Hindu untuk "ngaturang" pada waktu hari raya mereka.

Berawal dari 2 orang, kini menurut data sudah sekitar 2200 warga Desa Tuka yang memeluk agama Katolik. Yang nggak kalah unik adalah nama nama mereka yang memiliki kolaborasi antara nama "impor" [ baca : nama baptis ] dengan nama Bali , misalnya Antonius Nyoman Bagiarsa, Monica Ketut Darmini atau Rafael Wayan Suta.

Ciri khas lain yang unik adalah pemandangan yang tampak pada saat perayaan ekaristi malam Natal, karena hampir seluruh umat yang datang dan mengikuti misa mengenakan pakaian adat Bali, kamen plus udengnya seperti yang dipakai umat Hindu saat bersembahyang di Pura.

Dan diyakini ini adalah sebuah bentuk penghargaan dan penghormatan akan tradisi Budaya Bali sebagi leluhur mereka. Jadi kalau semuanya berjalan seiring, berdampingan damai segalanya lebih indah bukan ??

Tidak ada komentar: