Kebiasaan dari kecil, hidup 'menyendiri' karena rumah orang tua nggak punya tetangga yang berdempet-dempet. Kalaupun kami tinggal di perumahan nggak berdempetan dan perumahan yang dihuni delapan kepala keluarga , didominasi warga non jawa yang nota bene mayoritas para bakul pasar.
Ada dokter, 'bakul' sembako, barang palen, beras, sampai toko emas. Yang lagi-lagi karena pekerjaan pula mereka berangkat pagi-pagi sekali buat buka toko dan pulang sore dalam keadaan yang capek. Jadi komunikasi nggak begitu sering. Tapi hubungan kami baik. Minimal setiap hari natal kami saling bertemu, saling mengirim bingkisan. Atau kalau ada yang barusan dari luar kota kita selalu berbagi oleh-oleh.
Nah sekarang, di perumahan yang aku tinggali, rumah berdempet-dempet. Typenya memang kecil bukan cluster....tapi rumah 'mewah' ...rumah mepet sawah maksudnya ..hehehe..
Memang hanya 19 rumah tapi sudah seperti gang kelinci...anak kecilnya buaaaanyak banget...( termasuk Ekel ya..berarti 'kelinciku' satu ).
Karena sudah bawaan nggak bisa bergaul ala ibu-ibu (aku merasa aku bukan lawan bicara yang menarik dalam obrolan fashion, make up, kecantikan, body treatmen, gossip, sinetron..bla..bla..bla..yang serba cewek-lah pokoknya) aku lebih senang diam di dalam rumah, ya..ngadem-lah maksudnya. Apalagi Bali cuacanya panas banget. Pintu ditutup, AC dinyalakan..anteng di rumah nunggu jam Ekel pulang sekolah. Namanya ibu-ibu kerjaan seperti nggak ada habisnya. Kalaupun kerjaan sudah kelar mending buka blog, update barang di online, nonton CSI atau NCIS atau Leverage..atau game online atau minjem game boy Ekel...hiihihi..
Arisan ada juga, satu bulan sekali sekaligus bersih-bersih..tapi akhir-akhir ini juga maaalllaaaassss...nggak tau kenapa.
Cara bergaul yang berbeda dulu dan sekarang membuat aku mengambil hikmah khususnya dalam pertemanan dan bagaimana bersikap dalam setiap komunitas yang berbeda. Yang jelas kalaupun jarang keluar, tidak berarti aku merasa kurang teman..karena aku masih banyak teman di komunitas yang lain misalkan temen-temen lama, orang tua di sekolah anakku, atau di gereja.
Yang paling aku tau dan hati-hati adalah bahwa, setiap punya teman jangan terlalu jauh tapi juga jangan terlalu dekat, secukupnya saja, apalagi dengan tetangga. Why ?? Iya...tetanggaku yang saling ber-BBM ria, online ria, kadang saking baiknya jadi 'soulmate', kemana-mana bareng tapi kalau sudah berantem...waduh..ndak karuan.
Kok nggak ngerasa setiap hari lho akan bertemu.
Kenapa harus begitu, bukankah kita ini dikasi sama Tuhan 2 mata supaya bisa 2 kali lebih melihat, 2 telinga biar 2 kali lebih mendengar tapi hanya satu mulut supaya nggak banyak ngomong ( apalagi yang nggak penting..)
Banyak ngomong pasti akan lebih banyak membawa masalah apalagi kalau pembicaraan kita ngurusin orang lain khususnya sesama tetangga..gossip..gossip...gossip...
Jadi mending nggak papa diomongin sombong dari pada tambah masalah...setuju!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar