
" Sabar ya bu, tunggu sebentar, kita lakukan operasi setelah dokter anestesinya datang, sekarang beliau masih main tenis...."
( dalam kepalaku : hah ??...tiung..tiung..tiung..)
Kalimat itu yang menyambutku di ruang persiapan operasi.
15 Januari 2006 jam 09.00 Wita. Segala sesuatunya telah aku persiapkan dengan baik bahkan sejak semalam. Pulang ke rumah tepat tengah malam setelah menyusuri jalanan Pantai Kuta yang gelap dan lengang. Hanya bias lampu yang berpendar di antara rintik hujan di penghujung malam. Mengisi perut di salah satu fun pub sekaligus menghadirkan perasaan rileks dan tenang. Paginya mandi dan keramas biar bersih. Sebelum berangkat masih berdoa, semoga semuanya lancar dan selamat.
Sekalipun ini memasuki titik akhir, penantian enam tahun yang akan segera terbayar, tapi aku tidak menjadikannya sebagai sesuatu yang terlalu berlebihan, aku hanya merasa bahwa kelahiran anakku adalah bukti aku wanita normal dan terima kasih akhirnya diberi kesempatan untuk menjadi ibu. Hal terakhir sebelum pintu operasi tertutup adalah menyampaikan sebuah pesan penting untuk suamiku "untuk merawat bayi yang baru terlahir seandainya terjadi sesuatu padaku pada saat operasi" , dokter bilang aku harus menjalani bius total, karena aku menderita polio pembiusan separo / bius spinal tidak dapat dilakukan. Bukankah lebih baik kita realistis saja, kita nggak ngerti apa yang akan terjadi di depan kita sekalipun kita berharap selalu yang terbaik yang akan terjadi.
Bukan aku tidak mensyukuri anugerah ini, tapi aku lebih meyakini bahwa ini memang sudah di set up sama Tuhan, anak ini harus terlahir dari aku. Bukankah kalau dicerna kita semua terlahir di dunia ini tidak bisa memilih dari ayah dan ibu siapa kita diturunkan, siapa dan apa pekerjaan orang tua kita, kaya atau miskin orang tua kita....

Operasi dilakukan di RSAB Puri Bunda - Gatsu ( setelah dokter anestesi datang!!! ), Tanggal 15 Januari 2006 , tepat 12.18 wita anakku lahir dengan selamat, lelaki, panjang 51 cm dengan berat 3,25 kilogram..namanya AMADEO ORACLE, nama yang diperoleh lewat mimpi. Anakku terlahir sehat jasmani dan rohani itu sudah cukup bagiku, kalau dia ganteng, pinter, bla..bla..bla..itu adalah bonus baginya.
Seperti harapan orang tua pada umumnya aku juga menginginkan kelak anakku dapat menjadi orang yang berguna bagi orang tua, keluarga, lingkungan, bangsa dan negaranya.
Hal terbesar yang mempengaruhi cara pandangku atas hadirnya seorang manusia kecil adalah....memang bener nggak ringan dan nggak gampang jadi seorang ibu...kompleks tapi menyenangkan.
Dan dalam diriku sudah aku tanamkan, akan kubesarkan anak ini dengan segala sesuatu yang terbaik apa yang aku miliki dan apa saja yang bisa aku lakukan untuknya, akan kutarik busurnya supaya dia bisa melesat sejauh mungkin dia mampu dan tak salah arah...finalnya...kelak...sampai dimana , semuanya akan ada pada dirinya sendiri!!!
( dalam kepalaku : hah ??...tiung..tiung..tiung..)
Kalimat itu yang menyambutku di ruang persiapan operasi.
15 Januari 2006 jam 09.00 Wita. Segala sesuatunya telah aku persiapkan dengan baik bahkan sejak semalam. Pulang ke rumah tepat tengah malam setelah menyusuri jalanan Pantai Kuta yang gelap dan lengang. Hanya bias lampu yang berpendar di antara rintik hujan di penghujung malam. Mengisi perut di salah satu fun pub sekaligus menghadirkan perasaan rileks dan tenang. Paginya mandi dan keramas biar bersih. Sebelum berangkat masih berdoa, semoga semuanya lancar dan selamat.
Sekalipun ini memasuki titik akhir, penantian enam tahun yang akan segera terbayar, tapi aku tidak menjadikannya sebagai sesuatu yang terlalu berlebihan, aku hanya merasa bahwa kelahiran anakku adalah bukti aku wanita normal dan terima kasih akhirnya diberi kesempatan untuk menjadi ibu. Hal terakhir sebelum pintu operasi tertutup adalah menyampaikan sebuah pesan penting untuk suamiku "untuk merawat bayi yang baru terlahir seandainya terjadi sesuatu padaku pada saat operasi" , dokter bilang aku harus menjalani bius total, karena aku menderita polio pembiusan separo / bius spinal tidak dapat dilakukan. Bukankah lebih baik kita realistis saja, kita nggak ngerti apa yang akan terjadi di depan kita sekalipun kita berharap selalu yang terbaik yang akan terjadi.
Bukan aku tidak mensyukuri anugerah ini, tapi aku lebih meyakini bahwa ini memang sudah di set up sama Tuhan, anak ini harus terlahir dari aku. Bukankah kalau dicerna kita semua terlahir di dunia ini tidak bisa memilih dari ayah dan ibu siapa kita diturunkan, siapa dan apa pekerjaan orang tua kita, kaya atau miskin orang tua kita....

Operasi dilakukan di RSAB Puri Bunda - Gatsu ( setelah dokter anestesi datang!!! ), Tanggal 15 Januari 2006 , tepat 12.18 wita anakku lahir dengan selamat, lelaki, panjang 51 cm dengan berat 3,25 kilogram..namanya AMADEO ORACLE, nama yang diperoleh lewat mimpi. Anakku terlahir sehat jasmani dan rohani itu sudah cukup bagiku, kalau dia ganteng, pinter, bla..bla..bla..itu adalah bonus baginya.
Seperti harapan orang tua pada umumnya aku juga menginginkan kelak anakku dapat menjadi orang yang berguna bagi orang tua, keluarga, lingkungan, bangsa dan negaranya.
Hal terbesar yang mempengaruhi cara pandangku atas hadirnya seorang manusia kecil adalah....memang bener nggak ringan dan nggak gampang jadi seorang ibu...kompleks tapi menyenangkan.
Dan dalam diriku sudah aku tanamkan, akan kubesarkan anak ini dengan segala sesuatu yang terbaik apa yang aku miliki dan apa saja yang bisa aku lakukan untuknya, akan kutarik busurnya supaya dia bisa melesat sejauh mungkin dia mampu dan tak salah arah...finalnya...kelak...sampai dimana , semuanya akan ada pada dirinya sendiri!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar