
Bangun tidur, Ekel sudah ribut katanya perutnya sakit...aku pikir sakit perut biasa. Karena libur sekolah seperti biasa setelah mandi waktunya dia makan, dan dia menolaknya. Sebentar-sebentar dia mengaduh kesakitan dan berguling-guling di tempat tidur. Semakin melihatnya aku semakin menjadi sadar bahwa sakitnya kali ini bukan sakit biasa.
Aku mencoba telepon ke dokternya ( dr. Kompyang Gautama SpA - beliau juga dokter anak yang menerima Ekel dari dokter kandungan sesaat setelah operasi caesar ) ternyata beliau lagi sibuk, maklum selain dokter anak yang praktek pagi dan sore hari, beliau juga sebagai kepala Rumah Sakit Bali Medistra. Menunggu sampai sore hari terasa sangat panjang apalagi dengan menyaksikan kesakitannya yang mengakibatkan dia tidak bisa tidur dan minum susu seperti biasanya.
Sore hari tanpa berlama-lama aku bawa Ekel bersama keponakanku ke Rumah Sakit, saat pendaftaran pun kami mendapat nomor satu. Menjalani pemeriksaan awal, dokter sudah mengharuskan Ekel mengikuti USG dan kemungkinan test darah. Awalnya aku sedikit cemas, tapi aku berpikir seandainya aku menampakkan kecemasanku, keponakanku akan lebih cemas lagi, dan aku tak mau membebani itu.
USG akhirnya selesai, dan pembacaan hasil USG menyatakan bahwa seluruh organ dalam Ekel dalam keadaan baik-baik saja. Dari hati, jantung, ginjal, limpa, pankreas, empedu, lambung, appendix, semua tidak menunjukkan sesuatu yang berada di luar kewajaran...hanya di sekitar lambungnya banyak terdapat gas.
Ketika seorang teman kuberitahu bahwa masalahnya terletak pada banyaknya gas atau dengan kata lain "masuk angin", setengah menggoda ( atau serius kali ya..?? ) dia mengatakan ibu macam apa aku ini...sepintas aku nggak begitu terpengaruh dengan kalimat ini, tapi semakin lama dipikir...nyantol juga di otakku...iya ya..ibu macam apa aku ini sampai anaknya "masuk angin kasep" ..
Padahal kalau dirunut ke belakang, apa sih yang enggak buat Ekel?? Sejak dia lahir imunisasi sudah paling lengkap ( program wajib pemerintah masih ditambah dengan IPD dan imunisasi untuk Flu ), susu juga aku pilihkan susu dengan standar zat besi yang tinggi..hidupnya teratur dari bangun pagi sampai dia tidur lagi semua sudah terprogram.. apalagi ya?
Masih aku pikirkan beberapa jawaban yang memungkinkan untuk pertanyaan ini, satu jawaban yang sudah aku dapat adalah bahwa aku masih kurang memperhatikannya,karena dia masih kecil maka sakitnya Ekel adalah kelemahanku, kekuranganku..jadi kalau selama pemeriksaan Ekel aku merasa dingin sekujur tubuh, bingung, gelisah, cemas ..barangkali itu harga yang harus aku bayar..merasakan begini lho rasanya jadi orang tua kalau anaknya sakit..dan membantu mengingatkan kita bagaimana dulu perasaan orang tua kita waktu kita juga sakit..
Yang jelas sekarang Ekel sudah pulih seperti sedia kala, hikmahnya aku jadi tau bahwa seluruh organ vital dalam Ekel semua dalam kondisi yang baik baik saja....
Aku mencoba telepon ke dokternya ( dr. Kompyang Gautama SpA - beliau juga dokter anak yang menerima Ekel dari dokter kandungan sesaat setelah operasi caesar ) ternyata beliau lagi sibuk, maklum selain dokter anak yang praktek pagi dan sore hari, beliau juga sebagai kepala Rumah Sakit Bali Medistra. Menunggu sampai sore hari terasa sangat panjang apalagi dengan menyaksikan kesakitannya yang mengakibatkan dia tidak bisa tidur dan minum susu seperti biasanya.
Sore hari tanpa berlama-lama aku bawa Ekel bersama keponakanku ke Rumah Sakit, saat pendaftaran pun kami mendapat nomor satu. Menjalani pemeriksaan awal, dokter sudah mengharuskan Ekel mengikuti USG dan kemungkinan test darah. Awalnya aku sedikit cemas, tapi aku berpikir seandainya aku menampakkan kecemasanku, keponakanku akan lebih cemas lagi, dan aku tak mau membebani itu.
USG akhirnya selesai, dan pembacaan hasil USG menyatakan bahwa seluruh organ dalam Ekel dalam keadaan baik-baik saja. Dari hati, jantung, ginjal, limpa, pankreas, empedu, lambung, appendix, semua tidak menunjukkan sesuatu yang berada di luar kewajaran...hanya di sekitar lambungnya banyak terdapat gas.
Ketika seorang teman kuberitahu bahwa masalahnya terletak pada banyaknya gas atau dengan kata lain "masuk angin", setengah menggoda ( atau serius kali ya..?? ) dia mengatakan ibu macam apa aku ini...sepintas aku nggak begitu terpengaruh dengan kalimat ini, tapi semakin lama dipikir...nyantol juga di otakku...iya ya..ibu macam apa aku ini sampai anaknya "masuk angin kasep" ..
Padahal kalau dirunut ke belakang, apa sih yang enggak buat Ekel?? Sejak dia lahir imunisasi sudah paling lengkap ( program wajib pemerintah masih ditambah dengan IPD dan imunisasi untuk Flu ), susu juga aku pilihkan susu dengan standar zat besi yang tinggi..hidupnya teratur dari bangun pagi sampai dia tidur lagi semua sudah terprogram.. apalagi ya?
Masih aku pikirkan beberapa jawaban yang memungkinkan untuk pertanyaan ini, satu jawaban yang sudah aku dapat adalah bahwa aku masih kurang memperhatikannya,karena dia masih kecil maka sakitnya Ekel adalah kelemahanku, kekuranganku..jadi kalau selama pemeriksaan Ekel aku merasa dingin sekujur tubuh, bingung, gelisah, cemas ..barangkali itu harga yang harus aku bayar..merasakan begini lho rasanya jadi orang tua kalau anaknya sakit..dan membantu mengingatkan kita bagaimana dulu perasaan orang tua kita waktu kita juga sakit..
Yang jelas sekarang Ekel sudah pulih seperti sedia kala, hikmahnya aku jadi tau bahwa seluruh organ vital dalam Ekel semua dalam kondisi yang baik baik saja....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar