Kamis, 26 Juli 2018
I'm Back.. Be blogger.. Be Happy
Hari kesekian ( sdh nggak ingat lagi hihihi , karena hitungannya sudah tahun..bukan hari lagi ).. dari hari terakhir membuka dan menulis di blog ini.
Kemarin tiba-tiba saja rindu berat.
Sebenernya rindunya dengan seseorang, jadi mellow... dan seperti biasa akhirnya pingin nulis .. menuliskan perasaan yang ada.
Kalau lihat postingan terakhir sudah 4 tahun berlalu.
Daaaannnn ternyata dalam 4 tahun banyak sekali kejadian yang tidak terduga.
Sedih dan senang semua ada.
Luar biasa tangan Tuhan bekerja untukku.
Hari ini belum bisa cerita banyak, padahal ide di kepala sudah membludak.
Terimakasih atas komen2 nya... atas perhatiannya, terutama lagi atas support nya.
Orang2 terdekat, orang2 yang memilih mendekat... Love you all
GBU
Selasa, 13 Mei 2014
dari.... SD TUNAS DAUD DENPASAR....
Proud of you.......
Nama Tunas Daud sebagai tempat Oracle sekolah sempat disebut ketika pengalungan medali emas.
Memang bukan ajang Porjar, tapi ternyata keren juga ada nama SD Tunas Daud Denpasar disebut di antara SD - SD se Bali.
Mudah-mudahan tahun depan bisa resmi membawa nama SD Tunas Daud di arena Porjar SD.
Apalagi seandainya tahun ajaran baru ada ekskur Taekwondo di Tunas Daud....*ngarep...
Tapi kayaknya memang nggak salah, wong sekarang dunia anak anak banyak menghadirkan cerita yang "menyeramkan".
Di final melawan Banu dari Dojang Yang Batu, Oracle menang angka 22 - 28. Lawan menangis. Bukan terkena tendangan yang sangat telak sebetulnya, hanya tendangan tipis yang mengenai dagunya.
Tapi kali ini karena adu kekuatan fisik 3 kali 3 menit dengan jeda 45 detik rehat yang membuat Banu menangis.
Mengikuti kejuaran Taekwondo UTI Pro antar Dojang se Bali, bertempat di Sekolah Harapan Mulia , Pura Demak Denpasar, dan diikuti oleh ratusan peserta adalah kejuaraan pertama yang diikuti Oracle sejak mengikuti latihan di Dojang punya Polda Bali.
Sebetulnya bukan menjadi juara yang menjadi tujuan utama, tetapi sebetulnya berlatih Taekwondo lebih dari itu.
Oracle jadi lebih disiplin, mandiri dan tentu saja punya kemampuan membela dirinya sendiri hingga kelak dia dewasa, yang secara otomatis akan membuat rasa percaya dirinya semakin meningkat.
Percaya nggak percaya, justru dia banyak kegiatan ekstra, nilai nilai di sekolahnya malah membaik dibanding tidak ada kegiatan alias 'nggak capek'.
Sebetulnya ada lagi lho dari SD Tunas Daud yang juga menang, ada Putu Arya Khurniawan kelas dua, yang sayangnya kali ini dapat Medali Perunggu, dan Oktavio Caprido Pratama, kelas 2 juga, kali ini harus menyerah pada partai final di tangan Kadek Adi dari SD 01 Kerobokan, Medali Perak dalam genggaman !!
Apapun itu, medali adalah reward dari kerja keras, disiplin, berkeringat, percaya diri ditonton orang seabrek tanpa menangis !!
Tidak semua anak mampu mengalaminya.
Semangat guys.....
Nama Tunas Daud sebagai tempat Oracle sekolah sempat disebut ketika pengalungan medali emas.
Memang bukan ajang Porjar, tapi ternyata keren juga ada nama SD Tunas Daud Denpasar disebut di antara SD - SD se Bali.
Mudah-mudahan tahun depan bisa resmi membawa nama SD Tunas Daud di arena Porjar SD.
Apalagi seandainya tahun ajaran baru ada ekskur Taekwondo di Tunas Daud....*ngarep...
Tapi kayaknya memang nggak salah, wong sekarang dunia anak anak banyak menghadirkan cerita yang "menyeramkan".
Di final melawan Banu dari Dojang Yang Batu, Oracle menang angka 22 - 28. Lawan menangis. Bukan terkena tendangan yang sangat telak sebetulnya, hanya tendangan tipis yang mengenai dagunya.
Tapi kali ini karena adu kekuatan fisik 3 kali 3 menit dengan jeda 45 detik rehat yang membuat Banu menangis.
Mengikuti kejuaran Taekwondo UTI Pro antar Dojang se Bali, bertempat di Sekolah Harapan Mulia , Pura Demak Denpasar, dan diikuti oleh ratusan peserta adalah kejuaraan pertama yang diikuti Oracle sejak mengikuti latihan di Dojang punya Polda Bali.
Sebetulnya bukan menjadi juara yang menjadi tujuan utama, tetapi sebetulnya berlatih Taekwondo lebih dari itu.
Oracle jadi lebih disiplin, mandiri dan tentu saja punya kemampuan membela dirinya sendiri hingga kelak dia dewasa, yang secara otomatis akan membuat rasa percaya dirinya semakin meningkat.
Percaya nggak percaya, justru dia banyak kegiatan ekstra, nilai nilai di sekolahnya malah membaik dibanding tidak ada kegiatan alias 'nggak capek'.
Sebetulnya ada lagi lho dari SD Tunas Daud yang juga menang, ada Putu Arya Khurniawan kelas dua, yang sayangnya kali ini dapat Medali Perunggu, dan Oktavio Caprido Pratama, kelas 2 juga, kali ini harus menyerah pada partai final di tangan Kadek Adi dari SD 01 Kerobokan, Medali Perak dalam genggaman !!
Apapun itu, medali adalah reward dari kerja keras, disiplin, berkeringat, percaya diri ditonton orang seabrek tanpa menangis !!
Tidak semua anak mampu mengalaminya.
Semangat guys.....
Rabu, 31 Juli 2013
SILVER LINING
( Ingat Kurikulum 2013..tiba-tiba ingat bapak yang satu ini )
Judul di atas adalah 'peninggalan' almarhum Bapak Fuad Hasan padaku.
Judul di atas adalah 'peninggalan' almarhum Bapak Fuad Hasan padaku.
Bapak Menteri Pendidikan tahun 1988 kurang lebih.
Bapak yang satu ini, beberapa kali menjadi teman surat menyurat ( telepon biayanya masih mahal, belum ada email & bbm ).
Beliau sosok menteri yang sabar dan bersahaja.
Surat-suratnya selalu ditulis sendiri, tanpa bantuan asisten, bahasanya halus menenangkan. Tulisan tangan yang indah bertinta hitam pekat.
Sayangnya, undangan beliau untuk bertemu denganku belum terpenuhi hingga beliau harus meninggalkan dunia.
Berawal dari "protes" karena mengalami sesuatu yang menjengkelkan..aku berkirim surat ke beliau.
Lulus Sipenmaru dengan perjuangan ekstra karena pesan sponsor harus dapat universitas negeri yang murah biayanya , kalau nggak lolos nganggur setahun dulu nunggu kakak yang paling besar selesai kuliah.
Eh..giliran sudah lolos, daftar ulang di admin Universitas Udayana malah harus menghadap PR III...disana diperhatikan dari ujung kaki hingga kepala..disuruh berjalan dari kiri ke kanan...( apa yang salah pak??? sayangnya dulu masih culun, cuman nggondok....nggak berani gebrak meja, nggak mikir pelecehan, kalau nggak ingat ditemenin sama bapak yang sudah jauh jauh mruput datang dari Batu..sudah aku batalkan daftar ulangku ).
Itu awalnya, aku complain sama si Pak Menteri..." kalau orang-orang seperti kami nggak boleh kuliah di universitas negeri ya mestinya diumumkan dulu sebelum kami mengikuti test, jadi nggak capek-capek lagi belajar, berusaha & berdoa "
Aku juga bilang jadi PNS saja harus berbadan sehat...apa nggak lebih baik "berbadan sakit ber-otak sehat".
Beliau setuju denganku tapi aturan yang ada adalah produk lawas yang sudah kedaluarsa..jadi susah sekali merubahnya.
Dari semua pembicaraan lewat surat menyurat, termasuk saranku untuk mengurangi rokok dan kopi ( bisa-bisanya nasehati bapak menteri xixixi , dan memang benar, beliau berpulang karena kanker paru-paru stadium tiga ).
Satu yang tak akan pernah terlupakan.
Satu yang tak akan pernah terlupakan.
Di surat terakhir sebelum beliau mulai sakit dan sering keluar masuk rumah sakit, beliau menulis dengan bahasa sederhananya menyanjung dan memotivasi...
Rien : Kaulah Silver Lining itu..apa yang kau inginkan itulah dirimu yang sebenarnya...teruslah di situ dan kau akan menemukan apa yang kau cari.
Rien : Kaulah Silver Lining itu..apa yang kau inginkan itulah dirimu yang sebenarnya...teruslah di situ dan kau akan menemukan apa yang kau cari.
Terima kasih Bapak...
( Fuad Hasan, Semarang 26 Juni 1929 - Jakarta 7 Desember 2009 )
( Fuad Hasan, Semarang 26 Juni 1929 - Jakarta 7 Desember 2009 )
BURUNG PAK HAJI
Semangat ngomongin burung.
Dulu, waktu masih di rumah Batu, aku sempat beternak burung Kenari.
Awalnya hanya seekor, namanya Giant ( padahal burungnya kecil ), warnanya kuning dan coklat.
Dari seekor lama-lama bertambah, bertelur, menetas dan tambah banyak.
Memelihara burung butuh ketelatenan.
Sejak proses penetasan sampai harus nyuapin bayi-bayi burung dengan kuning telur, membersihkan kandang, memberi sayuran, memandikan ( harus nungguin soalnya ada kucing tetangga ), kalau malam harus menutupi sangkar biar nggak kedinginan.Senengnya ya kalau Kenarinya sudah bisa dijual..dapat uang!!!
Di Bali, malah nggak punya piaraan, karena keterbatasan ruang dan waktu. Rumah sudah sumpek, halaman sempit. padahal sewaktu di Batu terbiasa dengan banyak hewan piaraan, anjing bisa 3, ada ikan, kura-kura, burung bisa sampai puluhan.
Untungnya di sekeliling rumah masih banyak sawah dan pohon. Tetangga paling dekat dengan rumah adalah rumah Pak Haji. Beliau punya pohon mangga tepat di depan rumah. Dari pohon inilah suara burung masih sering terdengar.
Hebatnya lagi, burung di depan rumah Pak Haji ini, disiplin banget.
Sampai-sampai aku tidak memerlukan alarm untuk me-remind biar bangun pagi.
Pasti...pasti sekali...burung di pohon mangga Pak Haji jam 5 pagi bernyanyi.
Suaranya indah, bersahut-sahutan di keheningan pagi.
Ajaibnya lagi, suara burung lebih membangunkanku dibanding alarm jam...
Buatan Tuhan memang tidak bisa ditandingi.
Untung Pak Haji punya pohon mangga..
Senin, 29 Juli 2013
SD Tunas Daud Denpasar Series ( 3 ) : " Membedah ORACLE "
Judulnya kok ngeri banget ya...( habis nulis, baru mikir..kemana aja bu...)
Maksudnya membedah kali ini, membedah kebiasaan Oracle dalam bidang tulis menulis, mencatat pelajaran.
Seperti biasa, kemarin sore waktu nemenin Oracle menyiapkan buku pelajaran, aku memeriksa satu persatu bukunya. Sampai buku Bahasa Indonesia, aku tercengang.
Ampun... tulisannya nggak karuan dan nggak bisa dibaca!!!!
Sesaat mikir hebat juga ini anak 'jiwa seni-nya tinggi' ( maklum mak-nya sok seni soalnya !! menganggap yang nggak biasa adalah sesuatu yang istimewa ) , buru-buru ingat lagi..walah ini anak baru kelas dua SD....mana bisa asal 'nyeni'.
Gara-gara tulisan yang 'aneh' itu sempat eker-ekeran ( nah lo bahasa apa lagi ini..) sama uti. Dimaklumi juga sang uti pensiunan guru yang sudah mengajar 40 tahun !!!
Dan jamannya sekolah Belanda yang serba saklek itu. Sebetulnya aku nggak papa Oracle mau nulis angka dua misalnya dari bawah asalkan terbaca dengan jelas, versi utinya lain lagi, harus dari kepalanya dulu baru ekornya ( angka dua ala bebek kan ..)..atau angka sembilan ya kepalanya dulu baru badannya, lha si cucu badannya dulu baru kepala...xixixi
Masalahnya, tulisannya nggak kebaca !! Gimana mau belajar, dibaca aja nggak mudeng-mudeng...
Mau nggak mau, mau ikut kurikulum lama, kurikulum baru, sekolah banjar atau sekolah bergengsi, yang harus sedikit dibenahi ya cara nulisnya, ya anaknya.
Habis berurusan dengan anaknya ( nasehat panjang kali lebar, dikasih contoh, dirayu, disanjung, diiming-iming award, sampai bikin jadwal baru jam belajarnya ), sebagai amunisi terakhir ya cari tau ke gurunya.
Untung gurunya baik-baik...dan sabar-sabar.
Wali kelasnya Mr.Agoes Budi Yulianto, aku telepon.., aku minta tolong supaya Oracle diingatkan ( ni anak kalau yang ngingetin gurunya...nuruttttt banget ).
Makasih ya Mister Budi atas kerja sama dan kesabarannya.
Masih juga sempat kontak sama mantan wali kelas satu, Miss.Nanin Guntoro, setahun mengawal Oracle di kelas satu dengan penuh kesabaran, sudah lebih mengenal jiwa Oracle. Oracle yang punya kebiasaan 'mengobservasi' lingkungan & teman-teman barunya....dan baru berapa minggu masuk sekolah lagi masih adaptasi dengan motorik halusnya.
Makasih Miss Nanin..
Makasih Miss Nanin..
Plus-nya dapat info baru..." Oracle itu motorik kasarnya memang lebih kuat, tapi hatinya lembut sekali, kadang dia memikirkan apa yang tidak kita bayangkan.."
Nah lo..Badan Rambo, Hati Rinto...
Tadi pagi waktu berangkat sekolah dia sudah berjanji mau menulis dengan bagus, nggak bengong-bengong lagi...biar nggak masuk Camp Konsentrasi....( hihihi..sebetulnya nggak boleh ditakutin..tapi terpaksa, itu pun cuma dikit kok....ngeles lagi..)
Rumput Tetangga Lebih Hijau
Sehebat-hebatnya manusia, pasti pernah merasa iri. Iri tanpa diembel-embeli ingin memiliki menurutku masih ada baiknya.
Nggak jauh-jauh, ketika aku melihat tetangga yang harmonis secara 'kasat mata' ( banyak tertawa, pasangan serasi, tidak pernah mendengar mereka berantem, anak-anak yang manis, pinter-pinter, pekerjaan bagus, kondisi keuangan tampaknya juga begitu, rutin berpiknik, rumah gedongan, mobil tersedia beberapa...pokoknya sakinah waromah mawardah-lah..) ..aku jadi iri...bener..
Iri-nya?? Kok di rumahku masih terdengar teriakan-teriakan, anak menangis, kendaraan gantian, rumah bocor, kerja keras sampai lembur-lembur...kapan bisa seperti mereka..tenang, adem ayem....glek..nelen ludah !!
Rumput tetangga memang lebih hijau, sampai suatu ketika ada kabar resmi mengejutkan ketika si suami harus masuk penjara karena korupsi.
Kelanjutannya aku nggak ngerti bukan karena nggak mau tau, tapi aku memang nggak suka ngurusi masalah orang lain, mending bisa bantu apa-apa gitu..lha ini nggak bisa apa-apa kok...bantuannya paling ya, nggak nambah gossip yang beredar (karena nggak tau apa-apa), sekaligus memberi mereka space yang lebih besar untuk menenangkan diri.
Hidup dalam satu keluarga memang penuh dinamika dan tak bisa disangka-sangka. Kadang teriakan-teriakan bawel jadi sesuatu yang dirindukan, kadang dibutuhkan tangisan si kecil agar kita bisa 'berhenti sejenak' memikirkan duniawi yang nggak akan ada habisnya.
Makanan apapun yang tersedia tetap disyukuri.
Iri yang baik akan membuat kita lebih maju dan terpacu dengan tetap berada di jalur yang benar..susah ?? Memang ...siapa bilang gampang...
Yang gampang nulisnya..menjalaninya????
Jumat, 12 Juli 2013
Hanya Ingin Kamu BAHAGIA
Ketika berkumpul dengan banyak teman,
( ibu-ibu semua ceritanya... )
Saling bertanya apa yang akan dilakukan untuk anaknya hingga kelak dewasa..
Apa yang paling diinginkan dari anaknya kelak...
Waduh..semua hebat-hebat.
Dua jempol semuanya.
Dan anak mereka memang sudah tampak hebat kok mulai sekarang.
Aku ??
Bukannya menjawab ketika giliran jawabanku ditunggu, pikiranku malah ke kanan dan ke kiri.
Saking ora mudengnya...malah nggak bisa mengeluarkan jawaban.
Plonga plongo thok wis..
Sampai rumah masih kepikiran.
Apa ya...
Semakin aku cari kok tambah nggak ketemu-ketemu ya jawaban yang dengan bahasa mirip teman-temanku tadi,
Barangkali aku yang terlalu bodoh, karena setelah laaaammmmaaa merenung,
Yang ada di hati, perasaan, jiwaku untuk anakku , kelak , aku : ' hanya ingin dia BAHAGIA.....'
Itu aja wis...
ANEH YA....???
Gara-gara postingan kemarin...soal jadi janda.., ada teman yang langsung sms habis baca.
'Kok bisa kamu nulis kayak gitu...buat apa memikirkan sesuatu hal terburuk yang belum tentu terjadi??'
Malah nanti bisa terjadi lho sama kita...amit..amit...ketuk meja tiga kali ( hihihi...sorry ya... )
Normal & manusiawi,
Kalau di bikin kuis, ditanyakan ke berjuta pasangan, hal apa yang paling tidak diharapkan dari suatu perkawinan adalah perceraian.
HAMPIR tidak ada orang yang menikah menginginkan perceraian...( ada sisa sekian % yang memang hobby nya kawin cerai soalnya )
Orang dengan komitmen yang tinggi memang nggak pernah berencana, membayangkanpun sudah merasa takut.
Menjunjung tinggi komitmen, menghormati sucinya ikatan, luar biasa mencintai pasangan, tapi namanya hidup yang terus berjalan kadang sulit ditebak, dan ada kalanya yang diinginkan tidak selalu menjadi kenyataan.
Bagiku luar biasa bagi mereka yang sukses mempertahankan kehidupan perkawinan, Tuhan memberkati kalian...semoga hingga maut memisahkan.
Kalian patut bersyukur, diberikan cinta dan kasih sayang yang lengkap.
Tapi acungan jempol juga bagi mereka yang dengan gagah berani 'memisahkan diri' , berani dengan segala resiko, karena aku yakin pertimbangan mereka akan keputusan yang diambil sudah sedemikian matangnya.
Banyak yang bilang alasan ekonomi, pihak ketiga, tidak cocok lagi..atau apapun sebetulnya bisa di selesaikan tanpa harus berpisah.
Menyatukan dua pribadi dengan latar belakang, pemikiran, visi misi yang berbeda selama bertahun-tahun tidaklah mudah, apalagi jika hanya salah satu pihak yang melakukannya.
Perkawinan seperti layaknya anak sekolah, setiap hari selalu ada yang harus dipelajari dan tak akan bernah berhenti proses ini.
Sekali lagi postingan kemarin kan 'seandainya' kita-kita yang perempuan ini tiba-tiba harus jadi janda ( cerai / mati ), siap nggak siap kan harus siap.
Daripada nggak berani mikir alias takut, mending realistis saja, sekali lagi , ini bisa terjadi pada wanita manapun, kaya , miskin, cantik , jelek...
Indah pada waktuNya, ketika Tuhan mempertemukan & mempersatukan dua orang dalam ikatan suci perkawinan, dan pasti indah pada waktuNya juga, ketika suatu perkawinan dengan terpaksa harus diakhiri dengan damai tanpa permusuhan, sakit hati & dendam.
Betapa Tuhan memberi anugerah untuk bisa bersatu dalam kebahagiaan, dan betapa indahnya juga Tuhan memberikan hati yang lapang dan ketegaran jiwa yang luar biasa untuk menerima suatu perpisahan.
Perceraian bukanlah suatu kegagalan, jadi mereka yang memutuskan untuk mengakhiri suatu perkawinan juga harus dihormati.
Paling tidak mereka lebih terhormat karena mereka justru memikirkan masa depan anak.
Bersama dalam kehidupan kacau akan 'meng-kacau-kan' masa depan anak!!
Nggak usah dipikir terlalu serius,
Nggak usah takut,
Jalan terus,
Maju ...Jalan...Grakkkkk !!!!
'Kok bisa kamu nulis kayak gitu...buat apa memikirkan sesuatu hal terburuk yang belum tentu terjadi??'
Malah nanti bisa terjadi lho sama kita...amit..amit...ketuk meja tiga kali ( hihihi...sorry ya... )
Normal & manusiawi,
Kalau di bikin kuis, ditanyakan ke berjuta pasangan, hal apa yang paling tidak diharapkan dari suatu perkawinan adalah perceraian.
HAMPIR tidak ada orang yang menikah menginginkan perceraian...( ada sisa sekian % yang memang hobby nya kawin cerai soalnya )
Orang dengan komitmen yang tinggi memang nggak pernah berencana, membayangkanpun sudah merasa takut.
Menjunjung tinggi komitmen, menghormati sucinya ikatan, luar biasa mencintai pasangan, tapi namanya hidup yang terus berjalan kadang sulit ditebak, dan ada kalanya yang diinginkan tidak selalu menjadi kenyataan.
Bagiku luar biasa bagi mereka yang sukses mempertahankan kehidupan perkawinan, Tuhan memberkati kalian...semoga hingga maut memisahkan.
Kalian patut bersyukur, diberikan cinta dan kasih sayang yang lengkap.
Tapi acungan jempol juga bagi mereka yang dengan gagah berani 'memisahkan diri' , berani dengan segala resiko, karena aku yakin pertimbangan mereka akan keputusan yang diambil sudah sedemikian matangnya.
Banyak yang bilang alasan ekonomi, pihak ketiga, tidak cocok lagi..atau apapun sebetulnya bisa di selesaikan tanpa harus berpisah.
Menyatukan dua pribadi dengan latar belakang, pemikiran, visi misi yang berbeda selama bertahun-tahun tidaklah mudah, apalagi jika hanya salah satu pihak yang melakukannya.
Perkawinan seperti layaknya anak sekolah, setiap hari selalu ada yang harus dipelajari dan tak akan bernah berhenti proses ini.
Sekali lagi postingan kemarin kan 'seandainya' kita-kita yang perempuan ini tiba-tiba harus jadi janda ( cerai / mati ), siap nggak siap kan harus siap.
Daripada nggak berani mikir alias takut, mending realistis saja, sekali lagi , ini bisa terjadi pada wanita manapun, kaya , miskin, cantik , jelek...
Indah pada waktuNya, ketika Tuhan mempertemukan & mempersatukan dua orang dalam ikatan suci perkawinan, dan pasti indah pada waktuNya juga, ketika suatu perkawinan dengan terpaksa harus diakhiri dengan damai tanpa permusuhan, sakit hati & dendam.
Betapa Tuhan memberi anugerah untuk bisa bersatu dalam kebahagiaan, dan betapa indahnya juga Tuhan memberikan hati yang lapang dan ketegaran jiwa yang luar biasa untuk menerima suatu perpisahan.
Perceraian bukanlah suatu kegagalan, jadi mereka yang memutuskan untuk mengakhiri suatu perkawinan juga harus dihormati.
Paling tidak mereka lebih terhormat karena mereka justru memikirkan masa depan anak.
Bersama dalam kehidupan kacau akan 'meng-kacau-kan' masa depan anak!!
Nggak usah dipikir terlalu serius,
Nggak usah takut,
Jalan terus,
Maju ...Jalan...Grakkkkk !!!!
Minggu, 07 Juli 2013
WANITA HARUSNYA TAK TAKUT JADI JANDA
Apa sih yang tak mungkin terjadi di dunia ini?
Mungkin terlalu luas....
Apa sih yang tak mungkin terjadi dengan kita??
Hari ini kita sehat, besok kita sakit.
Hari ini miskin besok kita kaya dapat lotere..
Hari ini kita sedih besok kita gembira.
Hari ini kita bersuami, besok kita janda.
Semua bisa terjadi...
Ketika kita sudah berkomiten perkawinan hanya akan terjadi sekali.
Ketika kita sudah memaafkan berulang kali.
Ketika kita sudah habis-habisan mempertahankan sucinya perkawinan.
Ketika kita sudah merasa menata perkawinan yang mulai guncang.
Ketika kita sudah merasa 'letih' sendiri..
Dan,
Tak ada upaya dari pasangan yang berarti,
Ketika pasangan merasa semua yang telah kita lakukan adalah hal yang sepele dan tak patut untuk dibesar-besarkan.
Pilihannya hanya dua.
Pertama, jika siap, lanjutkan, terus perbaiki, bertahan dengan segala resiko.
Tabah menghadapi.
Karena kalau nggak siap, bisa-bisa dibawa ke RSJ.
Berlama-lama menangis dan dilingkupi kemarahan hanya akan menambah penderitaan.
Kedua, ambil sikap.
Kalau bukan kita yang 'menghabisi' persoalan, selamanya tak akan pernah selesai.
Dibutuhkan jiwa yang lapang dan berbesar hati.
Untuk apa semuanya dipaksakan sampai menunggu hati harus terluka lagi.
Jangan membandingkan dengan perkawinan siapapun yang tampak bahagia karena yang kita lihat hanya bungkusnya bukan isinya, juga jangan hanya melihat (yang kemudian mensyukuri) bahwa kita lebih baik dari orang orang yang perkawinannya morat marit dan hancur lebur.
Ini adalah perkawinan kita.
Jangan pedulikan aib keluarga.
Jangan peduli dengan sakit, itu hanya sementara.
Yang bombastis jangan dikait-kaitkan dengan urusan agama.
Kita yang menjalani,
Kita yang merasakan.
Yang paling kita butuhkan sebagai wanita.
Bangkitkan harga diri
Jangan mau dilecehkan atau dianggap sepele
MANDIRI yang paling penting
Tidak bergantung dengannya atau siapapun juga.
Jangan terjebak dengan situasi.
Ada banyak kewajiban yang menunggu.
Ada anak yang perlu dibimbing dan dihidupi.
Jangan disesali apa yang sudah terjadi.
Jangan berhenti.
Berpikir & bersikap optimis.
Jangan mengasihani diri sendiri.
Jangan mendendam
Bersabar
Berdoa
Legowo
Banyak istri yang mempertahankan rumah tangga dengan menangis meraung-raung setiap hari alias tidak mau dicerai...atau seorang istri yang ditinggal mati suami yang merupakan tulang punggung menangis sampai pingsan, terkadang bukan hanya karena sedih berpisah, tapi karena bingung..'besok anak dikasi makan apa???"
Makanya kalau kita MANDIRI ( tidak harus selalu kaya ) dan merasa yakin dengan kemampuan kita, apalagi yang perlu kita khawatirkan.
Tanggung jawab membesarkan anak, membimbing supaya tidak mengalami kejadian seperti kita adalah hal yang TAK BISA DITUNDA !!!!
Mungkin terlalu luas....
Apa sih yang tak mungkin terjadi dengan kita??
Hari ini kita sehat, besok kita sakit.
Hari ini miskin besok kita kaya dapat lotere..
Hari ini kita sedih besok kita gembira.
Hari ini kita bersuami, besok kita janda.
Semua bisa terjadi...
Ketika kita sudah berkomiten perkawinan hanya akan terjadi sekali.
Ketika kita sudah memaafkan berulang kali.
Ketika kita sudah habis-habisan mempertahankan sucinya perkawinan.
Ketika kita sudah merasa menata perkawinan yang mulai guncang.
Ketika kita sudah merasa 'letih' sendiri..
Dan,
Tak ada upaya dari pasangan yang berarti,
Ketika pasangan merasa semua yang telah kita lakukan adalah hal yang sepele dan tak patut untuk dibesar-besarkan.
Pilihannya hanya dua.
Pertama, jika siap, lanjutkan, terus perbaiki, bertahan dengan segala resiko.
Tabah menghadapi.
Karena kalau nggak siap, bisa-bisa dibawa ke RSJ.
Berlama-lama menangis dan dilingkupi kemarahan hanya akan menambah penderitaan.
Kedua, ambil sikap.
Kalau bukan kita yang 'menghabisi' persoalan, selamanya tak akan pernah selesai.
Dibutuhkan jiwa yang lapang dan berbesar hati.
Untuk apa semuanya dipaksakan sampai menunggu hati harus terluka lagi.
Jangan membandingkan dengan perkawinan siapapun yang tampak bahagia karena yang kita lihat hanya bungkusnya bukan isinya, juga jangan hanya melihat (yang kemudian mensyukuri) bahwa kita lebih baik dari orang orang yang perkawinannya morat marit dan hancur lebur.
Ini adalah perkawinan kita.
Jangan pedulikan aib keluarga.
Jangan peduli dengan sakit, itu hanya sementara.
Yang bombastis jangan dikait-kaitkan dengan urusan agama.
Kita yang menjalani,
Kita yang merasakan.
Yang paling kita butuhkan sebagai wanita.
Bangkitkan harga diri
Jangan mau dilecehkan atau dianggap sepele
MANDIRI yang paling penting
Tidak bergantung dengannya atau siapapun juga.
Jangan terjebak dengan situasi.
Ada banyak kewajiban yang menunggu.
Ada anak yang perlu dibimbing dan dihidupi.
Jangan disesali apa yang sudah terjadi.
Jangan berhenti.
Berpikir & bersikap optimis.
Jangan mengasihani diri sendiri.
Jangan mendendam
Bersabar
Berdoa
Legowo
Banyak istri yang mempertahankan rumah tangga dengan menangis meraung-raung setiap hari alias tidak mau dicerai...atau seorang istri yang ditinggal mati suami yang merupakan tulang punggung menangis sampai pingsan, terkadang bukan hanya karena sedih berpisah, tapi karena bingung..'besok anak dikasi makan apa???"
Makanya kalau kita MANDIRI ( tidak harus selalu kaya ) dan merasa yakin dengan kemampuan kita, apalagi yang perlu kita khawatirkan.
Tanggung jawab membesarkan anak, membimbing supaya tidak mengalami kejadian seperti kita adalah hal yang TAK BISA DITUNDA !!!!
DANCING WALTZ
Menjalani pernikahan mungkin sama dengan berdansa waltz..., berpegangan erat berdua, mengayunkan langkah seirama. Mengikuti alur musik yang menyertai. Menghentakkan kaki bersama, saling pandang, tersenyum , maju mundur, bergerak ke kiri dan kanan dengan teratur.
Di saat yang lain, ternyata gerak kaki tak harus saling sejajar untuk menghasilkan gerakan cantik bak pedansa kelas dunia, salah satu mesti berlawanan arah.
Yang dibutuhkan hanya tetap bergandeng tangan, komunikasi dan saling pengertian untuk berganti menjaga atau mengantisipasi gerakan penari lawan agar tak terjatuh dan mati langkah.
Seperti halnya saat berdansa waltz, kalau pegangan terlepas , pasti salah satu akan terjatuh, jatuh yang sebenarnya. Sama juga dalam pernikahan, jika salah satunya sudah tak bisa lagi menjaga, salah mengantisipasi, atau 'terlambat mengantisipasi', atau bergerak dengan kemauannya sendiri, pastilah akan terjadi 'kejatuhan'....dan pasti sakit!!!
Banyak berlatih akan meminimalisir tingkat kesalahan, menambah komunikasi akan menambah rasa pengertian. Berpura pura dalam memainkan wajah untuk manambah nilai artistik serta membentuk karakter suatu tarian hanya layak dipertontonkan pada saat pementasan di panggung hiburan dan bukan di 'panggung rumah tangga'.
Rabu, 20 Februari 2013
Balada KOMANG dan KETUT
Di dalam tradisi Bali, kelahiran anak selalu ditandai dengan pemilihan nama yang terbaik setelah melalui perenungan, doa beserta banten dan atas ijin leluhur....itu nama belakangnya. Nama depannya jelas sudah tertanda sejak si jabang bayi belum nongol ke dunia.
Memutuskan nama saja sudah ada ritual doa dan persembahannya. Pacar keponakanku dari Karangasem bercerita tentang adat di tempatnya.
Begitu si bayi nongol nggak langsung dapat nama kecuali nama depannya sesuai nomor urut kelahiran ( kayak coblosan pemilu ya...hehehe...).
Pada hitungan hari baik si bayi atau biasanya sesudah tali pusatnya lepas, dengan dipimpin seorang pendeta, masing masing anggota keluarga yng dituakan akan menyumbang/boleh menyumbang sebuah nama. Kemudian masing-masing nama ini akan digulung dan diselipkan pada sebatang dupa. Sang pendeta pun berdoa kemudian menyalakan keseluruhan dupa. Dan dupa yang terakhir habislah yang akan disandang sang bayi,konon nama inilah yang disetujui oleh leluhur...unik kan?
Kalau anak pertama pasti ya kalau nggak Putu, Wayan atau Gede, anak kedua Kadek atau Made, anak ketiga Nyoman atau Komang dan anak ke empat si Ketut. Kalau anaknya lebih dari empat, urutannya akan kembali mulai Putu lagi dst...dst...
Bagusnya nama ini hanya ada di Bali, jadi mau ke seantero jagat kalau pas kenalan menyebut nama-nama depan tadi bisa dipastikan orang non Bali yang lahir di Bali atau terlahir sebagai asli keluarga dan leluhur Bali.
Yang jadi masalah adalah, dengan keberhasilan program nasional Keluarga Berencana Nasional yang menyarankan untuk memiliki anak dua saja, laki-laki atau perempuan sama saja, kelahiran bayi-bayi di Bali menjadi berkurang...
Apalagi dengan semakin terasa sulitnya ekonomi, sulitnya mencari uang dan pekerjaan yang layak, biaya hidup yang tinggi, berpikir lebih jauh lagi, biaya pendidikan yang luar biasa, biaya medis yang setinggi langit.
Orangpun lebih berpikir untuk mempunyai anggota keluarga yang lebih kecil. Kalaupun ada yang memiliki banyak anak atau nambah terus adalah mereka yang masih merasa mempunyai tanggung jawab meneruskan keturunan alias harus punya anak laki-laki untuk mewarisi nama keluarga, urusan sanggah dan tradisi serta keterikatan keluarga terhadap leluhurnya.
Jadi ya bisa dibayangkan, dalam sekian tahun mendatang, akan semakin langka si Komang dan si Ketut...tidak ada lagi anak ke-tiga dan ke-empat.
Tradisi yang tergerus pemikiran modern??
Tradisi yang tergerus pemikiran modern??
Filosofi RUJAK CINGUR
Kalau dari Jawa Timur, siapa sih yang nggak kenal sama ruak cingur?
Racikan Bu Gunadi selalu memuaskan lidahku. Warung rujak Bu Gunadi tidak jauh dari rumah ibu di Batu. Setiap pulang ke Batu selalu ada dalam list teratas khusus hunting makanan.
Kacang tanah, lombok, pisang batu yang masih muda, gula merah, garam, air asam dan terasi bercampur dengan pekatnya petis.
Makanan ini termasuk sehat karena banyak unsur 4 sehatnya, ada karbohidrat kalau makannya pakai lontong, ada sayurannya, ada protein dari tempe, tahu atau cingurnya. Dan terakhir berisi buah-buahan seperti timun, belimbing, bengkuang, nanas yang banyak mengandung vitamin.
Ketika menyaksikan bu Gunadi sedang 'beraksi' mengulek , aku sedikit tertarik melihat ( sambil menahan liur biar nggak ngiler...tes...tes...) ketika dia menakar dengan ukuran yang sama dua macam petis, yang satu hitam legam dan satunya agak kecolatan.
Rasa ingin tau tak dapat ditahan, jadi aku bertanya kenapa harus 2 macam, dan sebagai seorang 'suhu' rujak cingur yang sudah bertahun-tahun bergelut dengan rujak, beliau mengatakan : yang hitam ini petis paling enak, yang coklat nggak enak.
Oh aku berpikir dan refleks mengatakan "biar ngirit ya bu"....ternyata dia bilang "bukan mbak..., rujak itu kalau petisnya yang enak saja malah nggak enak, tapi kalau dicampur dengan yang nggak enak rasanya pasti enak..kalau petisnyayang enak saja rasanya jadi eneg..!!!
Ternyata dari sebungkus rujak kita bisa mengambil filosofinya, hidup serba "ter" atau "enak" siapa sih yang nggak mau, tapi namanya manusia kadang kita tidak bisa mengharapkan semuanya sesuai dengan apa yang kita inginkan/harapkan.
Ketika yang enak bercampur dengan yang nggak enak kita akan lebih bisa memaknai hidup...tergantung dari bagaimana cara kita menikmatinya.
Tentu saja bagaimana kita bisa merasa/menyebut diri bahagia kalau kita tak tau yang sedih itu bagaimana rasanya.
( nulis ini sambil ngiler pengen rujak....tes..tes...)
Selasa, 30 Oktober 2012
SD Tunas Daud Denpasar : Series ( 2 ) KEJEPIT PINTU KELAS
TANGAN ORACLE KEJEPIT PINTU
Baru saja selesai mandi , telepon berbunyi tepat jam 12.00 siang....dari Miss Nanin ( wali kelas Oracle, Kelas I A Tunas Daud ).
Miss Nanin mengabarkan kalau Oracle mau 'dilarikan' ke Rumah Sakit Bali Medistra, karena tangannya kejepit pintu kelas. Refleks pertanyaanku adalah : Kok bisa?? , Tangan mana yang kejepit, dan apa dia dalam keadaan sadar...( tapi nggak pakai nangis nanyanya judulnya berusaha tegar !! padahal hiks hiks...)
Disepakati Oracle dibawa ke Bali Medistra, dan aku setuju karena Bali Medistra memang RS tempat dokternya Oracle, dan dia sudah familiar dengan suasananya.
Nggak nunggu mobil lagi karena masih dicuci ( padahal panasnya minta ampun ), naik motor pun jadilah. Di jalan Miss Nanin nelpon lagi ..." Bu, rumah sakitnya kita ganti ke Manuaba, nyari yang deket dari sekolah ".... Aku dengar suara tangisan Oracle. Aku minta ngomong sama dia. Aku bilang, tenang aja, jangan menangis, Oracle sudah besar, anak hebat, anak pemberani...mommy sebentar lagi nyampai.
Sampai di RS Manuaba ( Jalan Cokroaminoto - Denpasar ) sudah ditungguin sama Miss Nanin & Miss Herlin , guru kelasnya, aku langsung aja ke UGD.
Dari penjelasan singkat dokter, dibutuhkan persetujuan orang tua soalnya kukunya harus dicabut karena ada darah yang menggumpal di bawahnya, jadi kalau kukunya nggak dicabut nanti kukunya nggak bisa tumbuh lagi.
Ya itulah yang terbaik sesuai saran dokter...Oracle nangis?? So pasti...meraung-raung gaya khas Oracle. Meskipun dibius pasti ya tetep sakitlah. Dalam kesakitannya pertanyaannya masih saja banyak....coba aja...aku dibius? nanti kalau dibius bisa bangun lagi? ( padahal bius lokal ), nanti aku mati, itu suntikan apa, kukuku seberapa banyak diambil...bla..bla..bla..
Sampai-sampai kata dokternya nggak cocok kalau Oracle masih kelas satu SD...( ????? )
Penjelasan panjang lebar so pasti dari kedua guru kelas. Menurut mereka sehabis istirahat kedua Oracle mau masuk kelas mengetuk pintu mau masuk, ternyata pintu dari dalam ditutup keras oleh salah seorang temannya.
Awalnya Jari Kelingking Kiri-nya gepeng, tapi lama-lama kok ya mau kembali ( wajah takut Miss-nya masih kelihatan...kasihan...)
Melihat anak mengalami kecelakaan sedih sudah pasti, tapi aku bilang sama Miss-nya bahwa semuanya pasti ada hikmahnya. Buat Oracle biar hati-hati, buat teman-temannya biar nggak mainan pintu sembarangan, buat sekolah biar diperiksa lagi secara rutin ( karena banyak yang bilang pintunya agak berbahaya...gampang nutup sendiri ).
Terlepas dari itu, sungguh berterima kasih dan bersyukur Oracle diperhatikan, diurus, dibantu secepatnya, diantar sekalipun naik motor ( permohonan maaf karena diantar naik motor biar cepet nyampai tanpa kena macet diterima Miss...) , ditungguin sampai kita datang, bahkan diasuransi sekalipun hanya sekali..( berobat jalannya yang tiga kali nggak dapat karena telat disetor maklum lagi kepotong liburan...padahal kalau uangnya dapat kita sudah janjian mau bikin kue-kue buat syukuran di kelas hehehe...bisa aja !! )
Miss Nanin, Miss Herlin, Miss Ana Maria, Miss Vonny...dan semua yang telah menolong, mengurus dan berempati terhadap Oracle...terima kasih banyak.....
Besoknya aku terpaksa ke sekolah pas Oracle lagi istirahat karena dia harus minum obat pereda rasa sakit....dan yang aku temui, ada lagi anak kelas 5 yang harus digotong ke Manuaba karena jatuh pas Pramuka.
Dan ternyata paginya anak kelas satu yang lain ( 1 C ), juga harus dijahit kepalanya karena jatuh di parkiran, dia berayun-ayun dari mobil antar jemputnya...terpelanting dan sedikit luka.
Mudah-mudahan nggak ada yang terluka lagi...atau mungkin harus mengadakan doa bersama kali ya.....
paling penting lagi Oracle sudah bilang sama Miss-nya...." Aku nggak mau lagi mainan pintu Miss....SAKIT..!!! "
Jumat, 12 Oktober 2012
Anak Cerdas Dalam Perspektifku
Selama berabad-abad orang menyangka bahwa saat lahir, seorang bayi tidak lebih daripada semacam tabula rasa, atau kertas yang masih kosong, yang cukup 'ditulisi' orang tua dengan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang sempurna.
Bertolak belakang dengan anggapan itu, Jean-Jacques Rousseau percaya bahwa anak terlahir bijaksana, "mahluk liar yang mulia" , yang jika dibiarkan berkembang dengan alami akan menjadi orang dewasa yang memiliki moral dan pengetahuan.
Membaca cukup banyak buku, melihat ke sekeliling, mereka-reka kemungkinan dan mengambil kesimpulan apa yang terbaik bagi anakku....
Dan secara subtil yang muncul adalah....Oracle tidak akan pernah aku bebani dengan harus menjadi juara di kelasnya...juara apa? yang jelas juara pelajaran.
Sempat dianggap aneh dan lucu oleh beberapa teman wali murid, orang tua kok tidak menginginkan anaknya menjadi juara di kelas, ada juga yang menganggap memang Oracle nggak pinter...ya nggak papa..nggak masalah...wong ini bukan masalah untukku apalagi untuk mereka.
Seperti yang selalu dikutip suamiku 'a stupid people is a greatest man' , justru orang bodoh ( alias nggak pinter ) yang akan menjadi orang besar.
Biasanya orang bodoh pikirannya cuma satu dan nggak mikir yang macem-macem dan aneh-aneh...nggak terlalu banyak teori ( seperti jurus tangan buntungnya Pak Tung Desem Waringin ). Bahkan saking bodohnya karena nggak bisa mikir tapi pastinya mereka punya satu jurus yang mematikan...dan hanya itu yang akan membuat mereka menjadi orang besar!!!
Bagiku, pinter itu macem-macem, jadi kalau ada orang tua yang ngotot anaknya paling pinter di sekolah ya monggo, anakmu memang paling pinter kok. Tapi...pinter menurutku itu lain....jelas setiap anak nggak akan sama.
Yang satu pinter pelajaran jadi juara, yang lain pinter melukis, pinter menulis cerita, pinter main musik, pinter catur, pinter renang, pinter nyanyi...bukankah kepintaran anak ada 9 penggolongan.
Nah, dari sembilan type kepintaran anak kita menguasai beberapa hal saja ( hanya menguasai dengan baik tanpa harus menjadi juara lho..) itu saja sudah bagus menurutku.
Kalau disuruh memilih? Aku lebih senang anak CERDAS dari pada anak PINTAR
Bagiku anak pintar akan terkotak dalam suatu rumusan ya pintar pelajaran, mengingat, menghitung, meng-copy paste apa yang sudah ditulis dan diajarkan, karena kalau jawaban tidak sesuai dengan apa yang diajarkan guru atau sesuai text book adalah salah dan kalau salah semua dapat nol...mana bisa jadi juara...
Sedangkan anak cerdas adalah anak yang selalu memiliki semangat dan ambisi , imajinasi yang besar serta rasa ingin tau yang besar pula, praktek dan penelitian sehingga mereka akan punya cukup banyak jawaban, analisa untuk setiap masalah yang ada.
Anak cerdas perlu menjelajahi berbagai ide, bukan sekedar merekam informasi. Mereka akan lebih giat belajar saat menemukan unsur investigasi dalam pembelajaran.
Anak cerdas perlu menjelajahi berbagai ide, bukan sekedar merekam informasi. Mereka akan lebih giat belajar saat menemukan unsur investigasi dalam pembelajaran.
Kalau aku, berikan stimulasi yang cukup, berikan sarana dan prasarana yang maksimal, anak akan menjalaninya sesuai dengan usia dan perkembangan otak serta mentalnya.
Membuat jiwa anak menyenangkan, sehat, mandiri dalam perilakunya kan nggak gampang. Memikirkan masa depan anak adalah kompleks, kalau tidak mau dibilang rumit.
Tak seorangpun bisa memastikan anak yang selalu juara kelas akan menjadi 'kaya' kelak di kemudian hari, atau bekerja dengan gaji yang sangat tinggi atau berhasil dalam bisnis...belum pasti...ujung-ujungnya balik lagi ke anaknya.
Bukankah lebih menarik menyiapkan seorang anak dengan dasar yang kokoh agar mereka mempunyai rasa percaya diri, berani, tahan banting...sehingga lebih siap menyambut masa depannya.
Ada teman Oracle yang les-nya sampai 5 macam, sepulang sekolah langsung lanjut hingga jam 6 malam baru sampai rumah. Ujung-ujungnya papanya (yang kebagian tugas antar jemput) angkat tangan dengan aturan si mama...dengan alasan si anak dan si papa bisa mati di jalan.
Tak seorangpun bisa memastikan anak yang selalu juara kelas akan menjadi 'kaya' kelak di kemudian hari, atau bekerja dengan gaji yang sangat tinggi atau berhasil dalam bisnis...belum pasti...ujung-ujungnya balik lagi ke anaknya.
Bukankah lebih menarik menyiapkan seorang anak dengan dasar yang kokoh agar mereka mempunyai rasa percaya diri, berani, tahan banting...sehingga lebih siap menyambut masa depannya.
Ada teman Oracle yang les-nya sampai 5 macam, sepulang sekolah langsung lanjut hingga jam 6 malam baru sampai rumah. Ujung-ujungnya papanya (yang kebagian tugas antar jemput) angkat tangan dengan aturan si mama...dengan alasan si anak dan si papa bisa mati di jalan.
Barangkali aku yang terlalu ekstrem, matematika nggak dapat 100 nggak papa, karena kalau kamu kecemplung air nggak bisa matematika kamu masih bisa hidup karena bisa berenang dan nggak tenggelam, kalau nggak bisa berenang ...bahaya banget, jadi mending les berenang dulu , matematika asal nggak jeblok-jeblok amat nggak papa.
Atau nggak usah les bahasa inggris sekalian kalau nggak mau les di tempat yang menggunakan standar internasional, biar toefl-nya terdeteksi.
Walah malah nggladrah omongannya, tapi ya gitu deh...anggapanku tentang anak cerdas...jangan dianggap serius...ini hanya opini belaka..
TK Tunas Daud Denpasar : GRADUATION
Thank You My Son...
Akhirnya perjuangan ini tidak sia-sia.
Graduation Party, 14 Juni 2011 , Lembah Pujian.
Awalnya tidak pernah terlintas dalam pikiranku, Oracle akan mendapatkan award ini.
Bahkan ketika akan diumumkan anak-anak yang berprestasi, aku justru bilang pada ibuku..."duduk santai saja, Oracle nggak mungkin dapat.."
Bukan...bukan karena aku mengecilkan anakku, tapi sudah dari awal aku menyadari betapa sulit dan butuh waktu yang lama hanya untuk 'mengembalikan' Oracle dari trauma, rasa percaya diri yang sangat kurang, pemalu, nggak mau gerak, nggak mau nyanyi....etc...etc...
Intinya selama pendidikan dan pengasuhan di TK B sampai graduation dia sudah jauh jauh jauh lebih baik , perkembangannya signifikan banget. Makanya aku nggak berharap lebih. Apa yang sudah dia dapatkan so far so good....
Puji Tuhan, namanya di panggil naik ke pentas..., sekalipun bukan berdasarkan nilai pelajaran ( karena memang nggak ada pelajaran di TK ) ...bangga aja, karena ternyata penilaian didasarkan pada kemajuan atas perilaku, dan perwatakan, cara berpikir yang dikemas dalam pengajaran CHARACTER BUILDING.
Karena aku bukan pemburu sekaligus tidak pernah bernafsu untuk menjadikan anakku harus menjadi juara, aku merasa achievment award ini menjadi lebih penting bagi perkembangan perilakunya di kemudian hari dibanding dia menjadi juara kelas dengan nilai-nilai sempurna.
Waktu pulang ketemu sama Miss-nya dan aku bilang..."Surprise Miss..." , dan jawabannya adalah : Oracle layak untuk mendapatkan. Thanks God.., Thanks Miss Rindang , Thanks Miss Ayu...and sure...Thanks my son....
Medali Kecil : ACHIEVEMENT AWARD , SHAPING THE LEADER FOR THE FUTURE...memberikan arti yang sangat besar bagi kami...dan bagimu kelak..
Akhirnya perjuangan ini tidak sia-sia.
Graduation Party, 14 Juni 2011 , Lembah Pujian.
Awalnya tidak pernah terlintas dalam pikiranku, Oracle akan mendapatkan award ini.
Bahkan ketika akan diumumkan anak-anak yang berprestasi, aku justru bilang pada ibuku..."duduk santai saja, Oracle nggak mungkin dapat.."
Bukan...bukan karena aku mengecilkan anakku, tapi sudah dari awal aku menyadari betapa sulit dan butuh waktu yang lama hanya untuk 'mengembalikan' Oracle dari trauma, rasa percaya diri yang sangat kurang, pemalu, nggak mau gerak, nggak mau nyanyi....etc...etc...
Intinya selama pendidikan dan pengasuhan di TK B sampai graduation dia sudah jauh jauh jauh lebih baik , perkembangannya signifikan banget. Makanya aku nggak berharap lebih. Apa yang sudah dia dapatkan so far so good....
Puji Tuhan, namanya di panggil naik ke pentas..., sekalipun bukan berdasarkan nilai pelajaran ( karena memang nggak ada pelajaran di TK ) ...bangga aja, karena ternyata penilaian didasarkan pada kemajuan atas perilaku, dan perwatakan, cara berpikir yang dikemas dalam pengajaran CHARACTER BUILDING.
Karena aku bukan pemburu sekaligus tidak pernah bernafsu untuk menjadikan anakku harus menjadi juara, aku merasa achievment award ini menjadi lebih penting bagi perkembangan perilakunya di kemudian hari dibanding dia menjadi juara kelas dengan nilai-nilai sempurna.
Waktu pulang ketemu sama Miss-nya dan aku bilang..."Surprise Miss..." , dan jawabannya adalah : Oracle layak untuk mendapatkan. Thanks God.., Thanks Miss Rindang , Thanks Miss Ayu...and sure...Thanks my son....
Medali Kecil : ACHIEVEMENT AWARD , SHAPING THE LEADER FOR THE FUTURE...memberikan arti yang sangat besar bagi kami...dan bagimu kelak..
Rabu, 10 Oktober 2012
SD Tunas Daud - Denpasar : Series ( 1 ) Mencerna Rasisme
Mencerna 'Rasisme'
Ebony and Ivory.....nyatanya memang begitu, ada yang putih, putih banget, sawo matang, sampai agak gelap.
Ya manusiawi.....memang semua bikinan Tuhan.
Sekolah Oracle boleh dibilang mayoritas terisi oleh warga keturunan.
Sebenarnya anakku pun begitu.....dari tampilannya sih memang tak tampak meyakinkan dia warga keturunan, maklum dia masuk golongan Hitaci-lah...hitam tapi Cina.
Banyak yang nggak tau kalau engkongnya asli daratan Cina yang menyeberang ke Indonesia dengan alat transportasi perahu/jukung kecil. Banyak yang nggak tau Ako dan Empeknya masih menggunakan nama cinanya alias belum ganti nama. Bahkan Oracle sendiri tidak menyadari begitu lahir membawa marga GO.
Oracle sendiri berwajah dengan tipikal khas Jawa...kulit dari sawo matang sekarang jadi coklat tua ( gosong karena les berenang...).
Di balik semuanya aku lebih merasa bersyukur karena, di dalam dirinya aku menemukan sesuatu yang luar biasa , dia punya Ako, punya Empek, Cece dan Koko, tapi dia juga punya Eyang uti, Kakung, Pakdhe, Budhe, mas....wah...wah...komplit..
Mudah-mudahan yang diambil dari aku darah Jawanya yang bagus-bagus , dari darah Cinanya juga yang bagus-bagusnya aja ( ngarep.com )
Menunggu angpao waktu imlek, ikut cingbing-an, sembahyang bak cang, pergi ke bong..., semangat menunggu waktunya sunat, tradisi nyekar, galak gampil sekalipun nggak ber-idul fitri..
Dia lebih mengenal 2 tradisi yang berbeda dan setiap hari belajar untuk selalu mensyukuri...percampuran tradisi dan aliran darah yang berbeda, karena pada dasarnya tidak ada satu yang lebih hebat dari yang lain...semua sama..., semua 'lebih' tapi semua juga 'kurang'.
Katanya orang Jawa hebat tapi nggak semua hebat atau orang Cina paling pinter..nyatanya tidak semua pinter ...jadi ya sebetulnya sami mawon... Orang Jawa paling sopan? NO..siapa bilang.. orang Cina paling kaya ...TIDAK....di Semarang banyak orang Cina jadi tukang becak...
Cara pandang terhadap diri sendiri yang lebih tinggi dan hanya melihat kekurangan orang lainlah yang akhirnya membuat kita tidak menyadari bahwa setiap manusia sama adanya.
Melihat anak-anak ( Oracle & teman ) asyik aja bermain bersama , tanpa beban, tanpa menyadari berbeda secara fisik...sungguh menyenangkan dan menenteramkan. Mereka tidak menjadikan perbedaan sebagai suatu hal yang akan mengurangi kebersamaan mereka. Bali, Jawa, Cina, Lombok, Batak, Hindu, Kristen, Budha, Kong Hu Cu seatap sepermainan.
Alangkah baiknya kelakuan positif anak-anak ini menular ke orang tua masing-masing. Maklum, sebagai wali murid aku masih agak sedikit merasakan 'kelakuan' yang nggak pas aja , masih ada grup yang 'sewarna'..., berteman dan ngobrol hanya dengan yang 'sewarna'
Yang paling parah adalah seandainya kelakuan orang tua ini diikuti anaknya, dengan hanya melihat 'pola' berteman orang tuanya, padahal dengan pikiran polosnya mereka tidak mengenal 'rasisme' ....
Mudah-mudahan nggak lah, tapi yang terpenting aku selalu berharap anakku semakin besar akan semakin ngerti bahwa nggak ada untungnya jadi manusia yang rasis.....
Ebony and Ivory.....nyatanya memang begitu, ada yang putih, putih banget, sawo matang, sampai agak gelap.
Ya manusiawi.....memang semua bikinan Tuhan.
Sekolah Oracle boleh dibilang mayoritas terisi oleh warga keturunan.
Sebenarnya anakku pun begitu.....dari tampilannya sih memang tak tampak meyakinkan dia warga keturunan, maklum dia masuk golongan Hitaci-lah...hitam tapi Cina.
Banyak yang nggak tau kalau engkongnya asli daratan Cina yang menyeberang ke Indonesia dengan alat transportasi perahu/jukung kecil. Banyak yang nggak tau Ako dan Empeknya masih menggunakan nama cinanya alias belum ganti nama. Bahkan Oracle sendiri tidak menyadari begitu lahir membawa marga GO.
Oracle sendiri berwajah dengan tipikal khas Jawa...kulit dari sawo matang sekarang jadi coklat tua ( gosong karena les berenang...).
Di balik semuanya aku lebih merasa bersyukur karena, di dalam dirinya aku menemukan sesuatu yang luar biasa , dia punya Ako, punya Empek, Cece dan Koko, tapi dia juga punya Eyang uti, Kakung, Pakdhe, Budhe, mas....wah...wah...komplit..
Mudah-mudahan yang diambil dari aku darah Jawanya yang bagus-bagus , dari darah Cinanya juga yang bagus-bagusnya aja ( ngarep.com )
Menunggu angpao waktu imlek, ikut cingbing-an, sembahyang bak cang, pergi ke bong..., semangat menunggu waktunya sunat, tradisi nyekar, galak gampil sekalipun nggak ber-idul fitri..
Dia lebih mengenal 2 tradisi yang berbeda dan setiap hari belajar untuk selalu mensyukuri...percampuran tradisi dan aliran darah yang berbeda, karena pada dasarnya tidak ada satu yang lebih hebat dari yang lain...semua sama..., semua 'lebih' tapi semua juga 'kurang'.
Katanya orang Jawa hebat tapi nggak semua hebat atau orang Cina paling pinter..nyatanya tidak semua pinter ...jadi ya sebetulnya sami mawon... Orang Jawa paling sopan? NO..siapa bilang.. orang Cina paling kaya ...TIDAK....di Semarang banyak orang Cina jadi tukang becak...
Cara pandang terhadap diri sendiri yang lebih tinggi dan hanya melihat kekurangan orang lainlah yang akhirnya membuat kita tidak menyadari bahwa setiap manusia sama adanya.
Melihat anak-anak ( Oracle & teman ) asyik aja bermain bersama , tanpa beban, tanpa menyadari berbeda secara fisik...sungguh menyenangkan dan menenteramkan. Mereka tidak menjadikan perbedaan sebagai suatu hal yang akan mengurangi kebersamaan mereka. Bali, Jawa, Cina, Lombok, Batak, Hindu, Kristen, Budha, Kong Hu Cu seatap sepermainan.
Alangkah baiknya kelakuan positif anak-anak ini menular ke orang tua masing-masing. Maklum, sebagai wali murid aku masih agak sedikit merasakan 'kelakuan' yang nggak pas aja , masih ada grup yang 'sewarna'..., berteman dan ngobrol hanya dengan yang 'sewarna'
Yang paling parah adalah seandainya kelakuan orang tua ini diikuti anaknya, dengan hanya melihat 'pola' berteman orang tuanya, padahal dengan pikiran polosnya mereka tidak mengenal 'rasisme' ....
Mudah-mudahan nggak lah, tapi yang terpenting aku selalu berharap anakku semakin besar akan semakin ngerti bahwa nggak ada untungnya jadi manusia yang rasis.....
Selasa, 22 Mei 2012
Si Tukang Sabar
Hanya satu kata setiap kita "bertemu"...'terima kasih'.
Pertemuan tanpa menatap mata, kadang hanya suara ataupun tulisan. Tapi cukup membuat perasaan yang menyertai saat sedih dan hampa datang menjadi sedih yang bermakna.
Sedih yang ternyata ada hikmahnya, sedih yang pasti ada akhirnya, sedih yang bisa dirasa semua orang..
Kamu tidak sendiri....semua orang punya masalah...jadi cuma satu jalan keluarnya....SABAAAAAARRR !!!!!
Ya,manusia yang satu ini teman terbaik dari sekian banyak teman baik. Sama-sama punya masalah tapi dia lebih tegar..( mungkin dia cowok gitu ya..?? )
Dari wajahnya sebenarnya sudah tidak diragukan lagi...pandai sejak kecil, postur 'lelaki' , wajah kebapakan ( dari 1 orang putri ), dan tenang bangeeeeettt....
Apa mau dikata, yang dia bilang memang benar, hanya ikhlas dan sabar untuk menghadapi semua ini, selain berpasrah diri pada Tuhan.
Terima kasih kawan, sudah memotivasi, sudah jadi mentor dan sudah menginspirasi...
Rabu, 22 Februari 2012
Tetangga Oh Tetangga
Kebiasaan dari kecil, hidup 'menyendiri' karena rumah orang tua nggak punya tetangga yang berdempet-dempet. Kalaupun kami tinggal di perumahan nggak berdempetan dan perumahan yang dihuni delapan kepala keluarga , didominasi warga non jawa yang nota bene mayoritas para bakul pasar.
Ada dokter, 'bakul' sembako, barang palen, beras, sampai toko emas. Yang lagi-lagi karena pekerjaan pula mereka berangkat pagi-pagi sekali buat buka toko dan pulang sore dalam keadaan yang capek. Jadi komunikasi nggak begitu sering. Tapi hubungan kami baik. Minimal setiap hari natal kami saling bertemu, saling mengirim bingkisan. Atau kalau ada yang barusan dari luar kota kita selalu berbagi oleh-oleh.
Nah sekarang, di perumahan yang aku tinggali, rumah berdempet-dempet. Typenya memang kecil bukan cluster....tapi rumah 'mewah' ...rumah mepet sawah maksudnya ..hehehe..
Memang hanya 19 rumah tapi sudah seperti gang kelinci...anak kecilnya buaaaanyak banget...( termasuk Ekel ya..berarti 'kelinciku' satu ).
Karena sudah bawaan nggak bisa bergaul ala ibu-ibu (aku merasa aku bukan lawan bicara yang menarik dalam obrolan fashion, make up, kecantikan, body treatmen, gossip, sinetron..bla..bla..bla..yang serba cewek-lah pokoknya) aku lebih senang diam di dalam rumah, ya..ngadem-lah maksudnya. Apalagi Bali cuacanya panas banget. Pintu ditutup, AC dinyalakan..anteng di rumah nunggu jam Ekel pulang sekolah. Namanya ibu-ibu kerjaan seperti nggak ada habisnya. Kalaupun kerjaan sudah kelar mending buka blog, update barang di online, nonton CSI atau NCIS atau Leverage..atau game online atau minjem game boy Ekel...hiihihi..
Arisan ada juga, satu bulan sekali sekaligus bersih-bersih..tapi akhir-akhir ini juga maaalllaaaassss...nggak tau kenapa.
Cara bergaul yang berbeda dulu dan sekarang membuat aku mengambil hikmah khususnya dalam pertemanan dan bagaimana bersikap dalam setiap komunitas yang berbeda. Yang jelas kalaupun jarang keluar, tidak berarti aku merasa kurang teman..karena aku masih banyak teman di komunitas yang lain misalkan temen-temen lama, orang tua di sekolah anakku, atau di gereja.
Yang paling aku tau dan hati-hati adalah bahwa, setiap punya teman jangan terlalu jauh tapi juga jangan terlalu dekat, secukupnya saja, apalagi dengan tetangga. Why ?? Iya...tetanggaku yang saling ber-BBM ria, online ria, kadang saking baiknya jadi 'soulmate', kemana-mana bareng tapi kalau sudah berantem...waduh..ndak karuan.
Kok nggak ngerasa setiap hari lho akan bertemu.
Kenapa harus begitu, bukankah kita ini dikasi sama Tuhan 2 mata supaya bisa 2 kali lebih melihat, 2 telinga biar 2 kali lebih mendengar tapi hanya satu mulut supaya nggak banyak ngomong ( apalagi yang nggak penting..)
Banyak ngomong pasti akan lebih banyak membawa masalah apalagi kalau pembicaraan kita ngurusin orang lain khususnya sesama tetangga..gossip..gossip...gossip...
Jadi mending nggak papa diomongin sombong dari pada tambah masalah...setuju!!!
Bikin Cupcake Yuuuukkkk......
Ini hobby yang akhirnya jadi tambahan penghasilan.
Mungkin kalau dilihat dari nominalnya nggak begitu banyak, tapi lumayan buat tambahan beli susu Ekel, yang lebih penting lagi, berani action meski setiap bikin kue nggak mesti jadi ( ya gosong, ya bantat, ya numplek....). Dan yang paling penting...nggak bengong aja di rumah.
Yang ada di foto cupcake :
* Paling atas pesenan pas ultah Nadia.
* Yang tengah pesenan ultah Octo, putranya mbak Anti
(yang semua serba Ben-10 dari cupcake sampe tartnya)
* Yang paling bawah pesenannya si cantik Monika.
Bahannya :
A. 200 gr butter
50 gr margarin
250 gr gula halus
1 sdm susu kental manis
B. 6 telur
50 gr susu ultra plain
1 sdt vanili
C. 200 tepung kunci biru
20 gr maizena
5 gr susu bubuk
* Bahan A di mikser asal kecampur aja.
* Bahan B yang dicampur & diaduk rata.
* Bahan C Campur dan ayak
* Bahan A dimikser asal nyampur aja, jangan lama.
* Campur Bahan B&C masukkan secara bergantian ke
bahan A
( sebentar aja ya )
Tuang ke dalam cup dan oven 200 derajat , kurang lebih 15
menit.
Kalau sudah matang, tinggal menghias aja, mau pakai butter
cream, pakai fondant atau apa saja sesuai keinginan.
Senin, 20 Februari 2012
Amadeo Oracle ADHD ??
Attention Deficit Hyperactifity Disorder, adalah gangguan perkembang dalam peningkatan aktifitas motorik hingga menyebabkan aktifitas anak menjadi tidak lazim dan cenderung berlebihan.
Siang saat pulang sekolah aku bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan guru kelas Ekel, bla..bla..bla..pembicaraan panjang lebar, tentu saja tentang perkembangan Ekel di kelas. Hingga akhirnya demi perkembangan Ekel, aku dibuatkan janji untuk bertemu dengan seorang dokter atau lebih tepatnya psikolog sekolah
Di hari yang dijanjikan, kami bertemu, Ekel ada 'semacam' tes kecil dan pengamatan oleh si dokter. Kami berbincang banyak, dan di akhir pembicaraan yang kurang lebih 30 menit, dokter bilang bahwa " Oracle cenderung ke arah ADHD " ....mendengar istilah itu saja aku bingung, apa itu ADHD...??
Dokter menerangkan singkatnya bahwa ADHD adalah anak yang hiperaktif, kesimpulannya ya karena dia begitu cepat berganti mainan, beralih tema yang di pikirannya dengan cepat, nggak bisa diam, nggak sabaran, kurang bertekun....
Hal-hal yang aku tanya masa depannya bagaimana, makanan yang harus dipantang apa, perlakuan untuk anak ADHD apa...
Bingung dan takut akan masa depannya segera memenuhi otakku..sekaligus ketidak percayaanku...masak sih....masak sih...
Bagi orang awam seperti aku, kata-kata 'hiperaktif' lebih masuk di otakku..
Sampai di rumah masih terus terbayang apa itu ADHD. Tanpa buang waktu sampai rumah aku tanya ke paman google..
Aku kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, aku kliping informasi yang menurutku perlu, hingga down load resep-resep yang sedikit menggunakan susu, coklat dan semua yang berbahan dasar tepung.
Esoknya, hasil pembicaraan aku sampaikan ke guru kelasnya, dan mereka mengangguk saja.
Satu bulan berlalu, ada seorang teman bersama anak dan istrinya berkunjung ke rumah. Jarak usia dengan Ekel sekitar 10 bulan. Dan pada saat itu bapaknya bercerita bahwa anaknya yang cantik itu hiperkatif. Percaya juga, karena tingkahnya benar-benar luar biasa, meloncat-loncat di bed, naik di atas sofa, menari-nari dan berputar tanpa henti, naik meja, pindah ke kursi...waduh..seperti gasingan.
Mereka pulang, aku yang bengong, lho gitu itu to anak hiperaktif, kok Ekel nggak begitu ya?? Dia nggak pernah bertingkah luar biasa seperti itu, dia bisa konsentrasi membaca buku atau nonoton televisi, dan daya ingatnya paling tinggi di rumah.
Terdorong penasaran, aku ajak Ekel ke dokternya, dokter anak yang 'memegang' semenjak kelahirannya.
Ceritanya, cari second opinion-lah, apa salahnya.
Begitu ketemu dr.Kompyang Gautama, aku menceritakan semua. Dan jawabannya : "Pertama, saya yang menangani dia semenjak lahir hingga hampir 6 tahun, semua perjalanan/riwayat sakit, perkembangan dan imunisasi saya juga yang pegang. Dua, tesis saya tentang ADHD, dan saya berani pastikan bahwa Amadeo Oracle tidak mengidap ADHD"
Kalau dia 'bergerak' itu masih dalam batas wajar, namanya juga anak-anak dan dia tumbuh , karena selama saya kenal dia, memang dia dalam berbicara sering berganti frame dengan cepat, menurut saya itu bukan ADHD tapi memang dia pintar, karena dia selalu kembali dengan cepat ke frame yang lama tadi dengan benar, itu menunjukkan dia punya ingatan yang sangat kuat. Ketiga, seharusnya seorang anak dinyatakan ADHD tidak bisa langsung oleh satu pihak, tetapi ada psikolog, dokter anak, tumbuh kembang , penelitian dan riwayat kesehatan.
ADHD itu kelainan di otak lho bu.., jadi sebetulnya jangan main-main dengan situasi ini. Kesimpulan dan menurut logika serta pengamatan saya Ekel ini bukan ADHD.
Aku tidak menyalahkan sang dokter psikolog, bagaimanapun dia memberikan pengetahuan apa yang baik bagi seorang anak, lingkungan dan cara belajar yang baik.
Esoknya, aku kembali ceritakan hasil pertemuanku dengan dokter Ekel. Malah si ibu guru bilang..." saya sendiri sebetulnya meragukan bu, tapi karena ibu bilang begitu menurut dokter ya saya diam saja ".
Satu lagi bukti bahwa di kelas ( menurut pengamatan guru kelas ) kalau Ekel termasuk anak 'bergerak' tapi bukan hiperaktif yang ADHD.
Puji Tuhan, Ekel bukan ADHD , sampai sekarang pun dia baik-baik saja, malas belajar iya...( mungkin bawaan atau keturunan..??? )
Langganan:
Postingan (Atom)